Budaya Masyarakat Desa Pesisir Sebagai Cabaran dalam Pemerkasaan Masyarakat Desa di Kepulauan Riau
DOI:
https://doi.org/10.56552/jisipol.v1i1.3Keywords:
Budaya, Masyarakat Pesisir, Kepulauan Riau, Dimensi Budaya, Program Pemerkasaan, Kepulauan Riau.Abstract
Masyarakat pesisir di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar adalah merupakan orang melayu.Orang melayu dianggap tidak berhasil didalam pelaksanaan pembangunan di desa pesisir.lanya bisa dilihat dari tidak berubahnya tampilan desa meskipun berbagai macam program pemberdayaan masyarakat desa telah diberikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Salah satu penyebabnya adalah adanya keterkaitan orang melayu atas kebiasaan buruk hidupnya sehari-hari yang telah diwariskan secara turun temurun.Orang melayu di Kepulauan Riau dapat dibutakan hidup dipersekitaran yang masuk kategori zona nyaman dengan tantangan alam yang tidak berarti.Pemerintah sering memberikan bantuan kepada masyarakat desa pesisir dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup ekonomi keluarga ataupun meningkatkan kualitas hidup mereka. Persoalan penelitian ini adalah apakah budaya masyarakat desa pesisir merupakan tantangan dalam pemberdayaan masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau ?Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan budaya masyarakat desa pesisir sejalan dengan pandangan budaya nasional yang di kaji oleh Hofstede.Ulasan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan lapangan serta wawancara mendalam dan studi secara literature. Berdasar temuan di lapangan berdasarkan hasil penelitian dari Hofstede tentang budaya nasional yang ada di situs web miliknya dengan mengacu perbandingan atas enam dimensi budaya dari Malaysia dan Indonesia yang memiliki kesamaan budaya telah dilaksanakan. Dari hasil analisis data diperoleh hasil penelitian bahwa budaya masyarakat desa pesisir memiliki kesesuaian dengan enam dimensi budaya yang telah dikaji oleh Hofstede yang terdiri dari Power Distance,Individualisme, masculinity, Uncertainty Avoidance, Long Term Orientation Indulgence.Dengan demikian maka tantangan didalam melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat desa pesisir akan lebih banyak dihadapkan kepada persoalan budaya. Jadi dalam perencanaan dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di daerah pesisir faktor budaya adalah satu elemen yang sangat penting untuk turut menyumbang bagi menjayakan sesebuah program yang diinginkan
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 JURNAL STISIPOL RAJA HAJI

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.





